Menara Siger

Menara Siger, kebanggaan masyarakat Lampung
Jakarta memiliki Monas, bila antar Jakarta dan Sumatera maka Monas sebagai titik nol antara Jakarta dan Sumatera. Monas sebagai icon Jakarta, Palembang dengan Jembatan Ampera, Aceh sebagai titik nol Indonesia, dan kini Lampung memiliki icon dengan Menara Siger dan sebagai titik nol jalan lintas Sumatera.

Menara Siger merupakan Prasasti Titik Kilomer nol jalan lintas Sumatera dan menjadi penanda bahwa ini adalah pintu gerbang pulau Sumatera, tentu ini akan menjadi catatan sejarah yang telah diresmikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Lampung pada tanggal 29 Mei 2009. Menara Siger dengan bentuk arsitektur crawn yang indah berwana kuning dapat dilihat dari jauh ketika kapal akan berlabuh di pelabuhan Bakauheni baik pagi maupun malam hari dengan lampu sorot dan sekaligus dijadikan menara lampu oleh kapal – kapal yang akan merapat di pelabuhan. Di puncak menara, ada payung tiga warna (putih-kuning-merah) sebagai simbol tatanan sosial masyarakat Lampung Bila akan melintas jalan darat menuju Sumatera dari Jakarta dan sebaliknya, tentu tak seorang pun tidak melewati dan melihat Menara Siger yang kini menjadi icon Propinsi Lampung. Menara yang mengusung adat budaya Lampung dan sekaligus landmark dari kawasan Bakauheni didalamnya menara Siger terdapat bangunan utama dan terdapat Prasasti Kayu Are sebagai simbol pohon kehidupan bagi masarakat Lampung, ini membuat Menara Siger menjadi mahkota budaya kehidupan masyarakat.

Way Kambas


Gajah, satwa yang dilatih di Way Kambas
Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.

Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).

Taman Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.
 
Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak atraksi lainnya.

Ayam Bumbu Cabe Hijau

Masakan ini mempunyai cita rasa pedas menggigit, pasti akan membuat orang ketagihan dengan sajian ayam yang satu ini. Cabai hijau yang pedas dengan tekokak yang renyah menjadi bumbu yang pas. Rasanya pedas, sedikit asam, dan renyah. Paling cocok disantap dengan nasi hangat.

 




Bahan:
1 ekor ayam negeri, potong 12 bagian
2 siung bawang putih, parut
1 sdm air jeruk nipis
1 sdt garam
2 buah asam kandis
2 lembar daun jeruk nipis
4 buah tomat hijau, iris tipis
75 g tekokak, bersihkan
100 ml air
Minyak goreng secukupnya untuk menggoreng ayam dan menumis bumbu

Haluskan bumbu :
2 butir kemiri
10 buah cabai hijau
6 butir bawang merah
½ cm lengkuas
½ cm jahe
½ sdt merica butiran
2 sdt garam

Cara Membuat :
Lumuri ayam dengan bawang putih, air jeruk nipis, dan garam hingga rata.
Goreng dalam minyak panas hingga setengah kering. Angkat, tiriskan.
Panaskan minyak goreng, tumis bumbu halus hingga layu.
Masukkan asam kandis, tomat hijau, dan tekokak, aduk hingga layu.
Masukkan ayam dan tambahkan 100 ml air, aduk dan masak hingga bumbu meresap.
Angkat, sajikan hangat. Selamat mencoba.

Air Terjun Curup


Air Terjun Curup
Air terjun Curup Gangsa terletak di Dusun Tanjung Raja Desa Kota Way Kecamatan Kasui. Air terjun berasal dari patahan sungai Way Tangkas yang mengalir dari Bukit Punggur menuju Desa Tanjung Kurung dan Desa Lebak Peniangan. Obyek Wisata ini dapat di capai dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan jarak tempuh 10 km dari Kecamatan Kasui atau 40 Km dari Blambangan Umpu, Ibukota Kabupaten Way Kanan.

Air terjun ini bersumber dari patahan sungai Way Tangkas yang mengalir dari relung-relung punggung bukit punggur meliuk-liuk melalui dusun Tanjung Kurung Lebak Paniangan, dengan ketinggian mencapai 50 meter, sering di selimuti kabut dan belaian desir angin semilir berterbangan membawa embun yang sejuk menambah suasana semakin alami.

Pada saat tengah malam dalam suasana sepi sering terdengar suara gemerincing bagaikan suara seluring Gangsa, konon dari suara inilah nama Curup gangsa oleh masyarakat sekitar menjadi nama objek wisata. Selain Curup Gangsa, Way Kanan mempunyai beberapa air terjun yang terletak di Kecamatan Banjit yaitu Air Terjun Bukit Duduk, Air Terjun Putri Malu dan Air Terjun Juku Batu.